Andalan

CERMIN KEHIDUPAN

Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu. Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, “Hei. Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”

Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah Sang Penentu atas Kehidupan Kita, BUKAN orang lain.”

“Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali,” bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.

“Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri.”

Sahabat, Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.

Coba renungkan. Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.

Pemenang kehidupan” adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat.

SENJA

Ketika berbicara tentang senja, tentu banyak orang menganggap bahwa senja adalah hal yang romantis.

Seolah menjadi primadona simbol keindahan, senja ternyata menyimpan pesan kehidupan di dalamnya.

Berikut adalah filosofi senja.

1. Senja mengajarkan bahwa keindahan dan kebaikan tidak perlu disuarakan, biarkan orang yang menilai.

Begitulah hidup, kadang manusia membutuhkan perhatian agar dilihat baik. Namun senja mengajarkan bahwa kebaikan dan keindahan tidak perlu diumbar. Jika memang itu tulus untuk kebaikan, biarkan orang lain yang menilai.

2. Senja mengajarkan bahwa istirahat itu perlu, jangan termakan dengan kesibukan dunia.

Aktivitas yang berlangsung selama satu hari penuh ditutup dengan kilauan cahaya indah dan ditutup dengan keheningan yang beku. Seandainya senja dapat bercerita, tentunya ia akan mengingatkan para manusia untuk peduli terhadap dirinya. Padatnya aktivitas disiang hari tentunya harus diakhiri dengan isitirahata yang cukup dimalam hari.

3. Arti dari kata melepaskan dan ikhlas.

Lepasnya siang dan mengikhlaskannya adalah sebuah filosofi yang nyata dalam dunia nyata pula. Menyongsong datangnya malam tentu harus disertai dengan ikhlasnya kehilangan sang siang. Dalam hidup, proses melepaskan dan mengikhlaskan pastinya sering ditemui entah dalam hubungan percintaan, keluarga hingga pekerjaan.

4. Seperti senja yang selalu dinikmati, hidup tentunya juga harus dinikmati.

Banyak sekali para penikmat senja di luar sana. Menikmati dan mengabadikan arti sebuah senja tentu tidak sedikit juga. Hal tersebut tentu bisa dijadikan gambaran bahwa dalam hidup kita juga harus menikmati prosesnya. Jangan mengeluh dan ingin hal yang instan. Senja saja perlu waktu beralih dari terang menuju gelap.

5. Gelap dan terang menjadi padanan simbol kebaikan dan keburukan.

Ketika senja datang ada paduan antara terang yang indah serta gelap yang eksotis di dalamnya. Simbol gelap dan terang ini jika diibaratkan adalah dua sisi antara baik dan buruk dalam kehidupan. Tentunya dalam kehidupan kebaikan dan keburukan adalah dua hal yang selalu mengiringi sifat manusia. Kontrol dan kesadaran diri adalah kunci untuk setidaknya menipiskan sifat gelap dari dalam diri manusia.

6. Penuh Romantisme.

Bicara kehidupan nyatanya tidak akan pernah lepas dari yang namanya romantisme makhluk di dalamnya. Sebuah cinta dan kasih sayang yang ada dalam kehidupan terlukis dalam keindahan senja yang eksotis. Sebuah romantisme yang sederhana tersebut tentunya dapat dinikmati semua orang.

7. Tidak ada yang abadi di dunia ini.

Jika kamu penikmat senja atau sering menikmati senja. Tentunya senja menjadi sebuah momen peralihan antara siang yang cerah ke gelap dan dinginnya sebuah malam. Dari hal tersebut tentu dapat dicermati bahwa begitu juga sebuah kehidupan. Semuanya pasti berubah, tidak ada yang abadi di dunia ini. Dahulu kamu berjaya mungkin satu detik kemudian kejayaanmu itu dapat hancur berkeping-keping. Senja tentunya menggambarkan dengan jelas hal tersebut.

Tidak melulu soal cinta dan kalimat romantis lainnya. Senja sendiri dapat diartikan sebagai lengkungan waktu tanda kefanaan dunia.

SUATU PERMOHONAN ORANG TUA KITA KETIKA SUDAH TUA

Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.
Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku.

Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.

Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.

Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.

Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?

Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tekhnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap “mengapa” darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.

Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat.
Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.

Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.

Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.

Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur

Dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

Janganlah kita membalas Kasih Sayang orang tua kita dengan air mata kesedihan karena kita sudah tidak lagi memperhatikan dan memberikan kasih sayang kepada mereka karena kita telah mempunyai keluarga atau karier, Saatnya nanti ketika kita tua akan menghadapi hal yang sama, karena apa yang kita tanam itulah yang akan kita tunai. I love U Mom n Dad forever.

Motivasi Pelayanan Kristen

2 Kor. 4:1-6, Menceritakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Rasul Paulus ketika melayani jemaat di Korintus. Ketika itu jemaat Korintus diliputi oleh keributan atau pertikaian . Banyak diantara para pemimpin menggunakan kekuasaan mereka untuk kepentingan pribadi dan pemenuhan hawa nafsu mereka, dan bukan untuk melayani dan memberitakan Injil Yesus.

Permasalahan tersebut juga sedang dan akan kita alami disaat menuju tahun politik nanti, dimana para Pejabat maupun mantan pejabat mulai terlibat dalam Pelayanan Gereja agar supaya mereka dapat menjadi orang yang patut dipilih karena mereka juga tidak lupa melayani Tuhan.

Rasul Paulus mengajarkan bagaimana seharusnya memiliki pola kepemimpinan yang benar sebagai pemimpin jemaat dan sekaligus hamba Kristus.

KONSEP DASAR

Membangun Motivasi Pelayanan menuntut banyak interaksi dalam keragaman dan perbedaan dari perilaku, persepsi, harapan, kebutuhan, dan logika berpikir manusia. Hal ini menimbulkan tantangan yang sangat besar untuk menghasilkan pelayanan yang konsisten. Konsep dasar adalah belajar dari berbagai skenario yang betul-betul terjadi dalam berbagai situasi pelayanan di dunia nyata pelayanan. Untuk membangun motivasi pelayanan kita didorong untuk menjadi kreatif dan mampu muncul dengan solusi sendiri tanpa mengabaikan prinsip dan standar pelayanan Alkitabiah.

Tiga pokok utama yang dibahas adalah:

Bagaimana Kepelayanan Disia-siakan?

  1. Ketika Anda dipilih sebagai Pelayan atau presbiter atas dasar kemampuan intelektual, senioritas dan / atau semata-mata berdasarkan kekayaan materinya bukan karena panggilan Kristus atau bukan karena keterpanggilan yang digumulinya secara intens. Maka diri Anda tidak merasakan panggilan Yesus (internal call).
  2. Ketika seorang Pelayan atau Presbiter melayani seperti penguasa (karena faktor materi berlimpah) tetapi tanpa dibekali atau diyakini dengan dasar-dasar seorang pelayan yang menghamba maka akan terjasi seperti yang digambarkan Rasul Paulus, ketka Firman Allah dibengkokkan sedemikian rupa agar sesuai dengan keinginan-keinginan mereka sendiri.
  3. Ketika seorang pelayan atau presbiter mengadopsi cara-cara duniawi dan mengaborsi prinsip-prinsip Firman Allah.
  4. Ketika seorang pelayan atau presbiter mengorbankan kepentingan orang lain demi mementingkan dirinya sendiri (bukan untuk Kristus)

Mengapa Kepelayanan Disia-siakan?

Permasahan utamanya utamanya ialah karena kita pura-pura “bodoh” , menutup hati kita untuk mengerti siapa diri kita di hadapan Kristus. Kita gengsi dengan predikat kita, bahwa kita sebagai “jongos” atau budak Kristus dan sesama kita. Pertobatan kita untuk menjadi pengikut Kristus adalah saat kita mulai menjalani perbudakan/perhambaan baru.

“…bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah, untuk melayani Allah yang hidup dan benar” (1 Tes.1:9).

“Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah (douloi)” (1 Pet.2:16).

Renungkanlah !

  1. Taat(obedience): Apakah kita mau taat di area pelayanan, di manapun kita ditempatkan, bagaimanapun perasaan kita? Ataukah kita lebih sering memilih-milih pelayanan?
  2. Patuh (submission): Apakah kita mampu bersyukur kepada Tuhan, apapun yang terjadi di area di mana kita ditempatkan, bahkan meskipun kita mungkin tidak memahaminya?
  3. Penyerahan Diri (reliance): Apakah kita mau secara total menggantungkan diri kita kepada Tuhan daripada kepada harapan semu, tujuan dan arti hidup yang tidak jelas kita pikirkan? Sering kali kita lebih cenderung mengutamakan penampilan, karir, pencapaian dan kontribusi kita di dalam masyarakat, yang merupakan kebanggaan, harapan, makna dan tujuan hidup kita. Oleh karena itu kita masing-masing perlu bertanya, “Kepada siapa saya mengabdi? Kepada Tuhan yang menjadikan segala sesuatu bagi saya, atau bagi kebanggaan saya sendiri?”
  4. Menaruh Kepercayaan (trust): Adakah pergumulan, masalah atau keterbatasan di dalam hidup kita, yang menurut kita terlalu besar untuk Tuhan atasi? Budak semua orang: dimerdekakan dari perbudakan/perhambaan (1 Kor. 7:21-24)
  • 1 Korintus: “… sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang”(9:19)
  • 2 Korintus: “Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hamba-Mu karena kehendak Yesus” (4:5)
  • Galatia: “… maka aku bukanlah hamba Kristus ” (1:10)
    “…melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih”(5:13)

III. Bagaimana motivasi pelayanan kita yang benar?

Banyak di antara kita sebagai pelayan sering kali kita salah atau bahkan pura-pura bodoh, buta, dan tuli dalam memahami arti “Melayani,” misalnya; melayani ada pamrihnya agar menerima “Berkat” sebagai imbalan (menyogok Tuhan) supaya Tuhan tidak marah kepada kita. Apa bedanya kita dengan orang-orang yang memberi sesajen, karena takut akan malapetaka/hukuman dari Tuhan?

Kita kerap memper-Tuhan-kan diri kita sendiri dan bukan Tuhan Yesus Kristus . Oleh karena itu esensi dari motivasi pelayanan kita seharusnya karena “Dia yang telah mengasihi kita.”

Kristus Yesus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba (budak), dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Akhirnya kita dapat menebus kembali kepemimpinan yang telah kita sia-siakan hanya apabila kita benar-benar bersedia untuk bersandar kepada Kristus dan percaya serta beriman kepada-Nya.

Kontemplatif

KEHIDUPAN ORANG KRISTEN IBARAT SEBUAH JENDELA YANG MELALUINYA ORANG LAIN DAPAT MELIHAT YESUS

Kehidupan para hamba Tuhan memerlukan “Transformasi Karakter” ; yang bukan Cuma seseorang yang berprilaku seperti KRISTUS secara eksternal ( kelihatan luarnya saja ),

Transformasi Karakter adalah Seseorang yang mengalami perubahan “Pembentukan hati seorang hamba yang sejati “, maka cermin hidupnya dengan sendirinya akan berubah, itulah Transformasi yang menghasilkan karakter KRISTUS !

Sebagai orang percaya kita harus bisa mengetahui bahwa tujuan Kristus datang ke dunia ini bukan hanya untuk menyelamatakan manusia saja tetapi juga untuk menyiapkan dan membentuk orang-orang percaya dan gereja-Nya agar bisa menjadi “mempelai” yang sepadan dan mempunyai karakter yang serupa dengan Kristus.

Tujuan pembentukan karakter ialah supaya kita sebagai orang percaya bisa mempunyai karakter hati yang menghamba. Dan ini semua tergantung sampai sejauh mana kita secara intens mencari dan menghamba pada-Nya .

Karakter yang dimiliki oleh Kristus terdapat dalam Galatia 5:22-23 yang dijelaskan tentang buah-buah roh yang juga menggambarkan sifat atau karakter dari Roh Kudus atau Tuhan Yesus itu sendiri yaitu Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri.

Kita tidak dapat merubah karakter kita, sampai kita sadar bahwa kita perlu untuk berubah dan diubah. Oleh sebab itu Tuhan memakai berbagai macam cara untuk membentuk karakter kita, yaitu: melalui kesalahan yang kita buat, melalui Pengujian dan tekanan Yakubus 1:1-3, melalui Firman Tuhan, melalui keteladanan, melalui didikan atau teguran dari orang lain, dan tentunya melalui Roh Kudus.

Sumber Motivasi

  1. Biogenesis – yaitu keberadaan orang itu sendiri. Sejak awal orang seperti ini memang sudah aktif dan agresif. Ia mampu membangun motivasi diri dengan baik. Orang seperti ini memiliki prinsip hidup yang amat kuat, dan rasa percaya diri yang amat besar.
  2. Sosiogenetis – yaitu lingkungan sekitar. Seorang anak akan makan lebih banyak jika ia diletakkan di tengah-tengah lingkungan orang lain yang juga sedang makan dnegan lahapnya. Orang yang tidak mampu berbahasa Inggris “dipaksa” untuk bisa mengguna-kan bahasa itu jika ia diterjunkan di tengah lingkungan yang berbahasa Inggris.
  3. Teogenesis – yaitu dari Tuhan, sifatnya supranatural. Contoh yang sangat jelas adalah motivasi Rasul Paulus dalam memberitakan Injil (Kisah 26:19)

Motivasi Alkitabiah

Setelah kita memahami hakekat pelayanan, pertanyaan berikutnya adalah “apa yang bisa membuat seseorang mau melayani?”

Ada 4 hal yang dapat Memotivasi kita melayani Tuhan.

  1. Motivasi Ketaatan ;
  2. Motivasi Kasih ;
  3. Motivasi Keteladanan;
  4. Motivasi Regeneratif, yaitu melihat ke depan, dimana masa depan gereja ada di tangan orang-orang yang kita layani sekarang.

DSC_0533

Kata bijak

“Membangun motivasi pelayanan hanya bisa diraih jika Anda memiliki motivasi yang kuat dalam diri Anda untuk memilik hati yang menghamba. Tanpa motivasi, sulit sekali Anda menggapai apa yang di inginkan. Karena memiliki hati yang menghamba diperlukan transformasi karakter”

Jika Anda Tidak Bisa

Jika tidak bisa kaya, maka jangan mencuri.

Jika tidak mau miskin, maka jangan malas.

Jika tidak bisa sukses, maka jangan putus asa.

Jika tidak bisa memaafkan, maka jangan punya musuh.

Jika tidak bisa minta ampun, maka jangan berbuat dosa.

Jika tidak bisa menyayangi, maka jangan membenci.

Jika tidak bisa diam, maka jangan ghibah.

Jika tidak bisa berbuat baik, maka jangan berbuat kesalahan.

Jika tidak bisa jujur, maka jangan berdusta.

Jika tidak bisa berdamai, maka jangan bertengkar.

Jika tidak bisa berpuasa, maka jangan makan sembarangan.

Jika tidak bisa menyenangkan, maka jangan menyakiti.

Jika tidak bisa berbagi, maka jangan kikir.

Jika tidak bisa menerima, maka berbagi.

Jika tidak bisa menerima takdir, maka jangan mengeluh.

Jika tidak bisa bersyukur, maka jangan kufur nikmat.

Jika tidak bisa menghargai, maka jangan mencaci maki.

Jika tidak bisa menikah, maka jangan berzina.

Jika tidak bisa berdoa, maka jangan ke dukun.

Jika tidak bisa menerima kritik, maka jangan berbuat salah.

Reuni 

Pada suatu hari seorang perempuan membaca Undangan Reuni Abar sekolah suaminya di facebook sekolah nya, Dia berpikir bahwa suaminya harus tahu dan mengikuti Reuni tersebut karena sudah 30 tahun suaminya tidak pernah bertemu dengan teman-teman sekolahnya dulu, maka saat suaminya pulang kerja dia bertanya Apa sudah tahu bahwa sekolah nya dulu sedang buat kegiatan reuni akbar ? Tapi tanggapan suaminya tidak seperti diharapkan bahwa dia tidak ingin mengikuti kegiatan reuni tersebut. Perempuan  bingung kenapa suaminya tidak begitu senang untuk mengikuti. Dengan lemas 🥀 suaminya menjawab dia malas untuk bertemu dengan suasana persaingan yang akan terasa dari setiap tahun angkatan, dimana mereka akan memamerkan keberhasilan mereka dan kemampuan finansial mereka sehingga tidak lagi merasakan suasana keakraban yang sudah hilang selama 30 tahun.

Perempuan itu memberikan motivasi ke suaminya bahwa kondisi seperti itu tidak akan dia temui karena untuk kebersamaan panitia telah menyiapkan acara yang cukup bijaksana yaitu kegiatan bersifat universal. Laki-laki tersebut akhirnya mau mengikuti acara reuni tersebut.

Dia begitu senang bertemu dengan teman-teman sekolahnya dulu yang seangkatan maupun tidak, akan tetapi ada suatu suasana yang membuat nya menjadi tidak nyaman dan sudah bisa dibayangkan sebelumnya, teman-teman nya bercerita tentang keberhasilan mereka dalam hidup mereka ada yang anaknya sudah kerja n pendidikan mereka cukup bagus n mereka sudah punya mobil dan sebagainya dimana kebanyakan mereka membanggakan diri.

Hal itu semakin membuat laki-laki itu tidak lagi betah di ruangan party 🎉 itu karena panitia hanya fokus pada berapa besar dia bisa mendapatkan uang dari kegiatan ini, dan diperparah dengan kesombongan diri alumni angkatan yang lain saat menantang siapa yang berani memberikan uang yang banyak untuk panitia.

Laki-laki itu semakin emosi tetapi dengan santai nya dia katakan bahwa saya ke reuni ini hanya mencari kebersamaan yang hilang selama 30 tahun, bukan hadir untuk menunjukkan bahwa saya kaya, punya banyak gelar n punya Usaha yang besar.

Akhirnya laki-laki itu pergi meninggalkan acara tersebut, tapi sebelum keluar dari pintu gedung tersebut diberikan selembar cek bertulisan 8 digit dengan angka kepala 9, ini buat sekolah dan jangan tuliskan siapa yang berikan.

Ternyata laki-laki itu adalah seorang konsultan finansial dan founder dari sebuah sistem accounting yang cukup terkenal serta memiliki gelar S3, serta 2 gelar S2 dan 2 gelar S1. Serta selalu berpenampilan sederhana dengan segala kelebihannya.

Pelajaran yang dapat kita ambil adalah jangan pernah menilai orang dari penampilan serta jangan pernah menjadi orang lain dengan melupakan karakter mu. 

Hargailah Pekerjaan Mu


Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.

”Om beli bunga Om.”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.

Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.”

Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya,si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.”

Bercampur antara jengkel dan kasihan sipemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. “Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil.

Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana. Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung.

”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?”
Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab,
”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”

Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.

Tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang diterima. Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan bagi kita. Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan begitu, setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas kita perjuangkan.

HAPPINESS IS SIMPLE

Setiap orang punya standar kebahagiaan masing-masing. Mungkin hari ini yang membuatnya bahagia adalah ketika bisa menyelesaikan tugas lebih cepat dari biasanya. Namun di kesempatan lain, kebahagian bisa diperoleh saat mendapatkan tantangan baru yang menjanjikan prestasi lebih baik.

Jauh di seberang sana, mereka yang hidup sederhana sudah merasa bahagia luar biasa ketika mendapatkan sepiring nasi dan lauk, meski belum ada jaminan esok hari bisa mendapat makan layak.

Bahagia memang bukan hanya milik orang tertentu. Kebahagiaan ada di mana-mana karena milik semua orang.

Suatu penelitian menyebutkan bahwa orang yang selalu membanding-bandingkan kekayaan / jabatannnya dengan kerabat atau teman dekatnya, cenderung tidak bahagia dan kerap merasa kecewa.

Lantas, bagaimana menemukan kebahagiaan itu? Sebenarnya, bahagia itu sederhana. Kunci kebahagiaan terletak pada sikap kita. Dengan mensyukuri segala sesuatu yang kita dapati dan miliki, dan berjuang sepenuh hati untuk tujuan yang besar & positif, maka kebahagiaan akan selalu mengalir di kehidupan kita.

Jangan mencari kesempurnaan, tapi sempurnakan apa yang telah ada. Jangan terus menyesali apa yang hilang, tapi fokuslah pada apa yang telah kita miliki. Bahagia itu sederhanaimg-20120530-wa0006

Batas Kehidupan (Mengenang Ibunda Tercinta)

Salah satu hal tersulit yang bisa kita lakukan adalah melepas orang yang begitu kita cintai menuju kematian. Cerita berikut ini bisa membantu.

Pada masa-masa sebelum adanya pesawat terbang yang andal, kebanyakan orang bepergian dari benua ke benua dengan kapal penumpang besar lintas samudra. Saat kapal hendak berlayar, para penumpang akan berbaris di dek kapal, di sisi dermaga di mana keluarga dan sahabat mereka berdiri.

Tatkala sirine uap berbunyi menandakan keberangkatan, mereka yang di atas kapal dan mereka yang di dermaga melambai, memberikan ciuman dari jauh, dan meneriakkan salam perpisahan sembari kapal perlahan menjauh. Tak lama, kapal itu terlalu jauh bagi mereka yang di dermaga untuk membedakan siapa-siapa di jajaran para penumpang yang masih berdiri di dek, namun mereka masih melambai dan memandang.

Beberapa menit kemudian, perahu itu bahkan terlalu jauh untuk bisa melihat kerumunan penumpangnya, namun masih saja orang-orang yang mengasihi akan tetap di dermaga menatap kapal yang kian melenyap, dimana orang yang mereka cintai berada.

Kemudian kapal akan mencapai suatu garis pembatas cakrawala, lalu lenyap sama sekali. Namun, walaupun keluarga dan kawan di daratan tidak bisa melihat orang yang mereka kasihi lagi, apalagi bicara atau menyentuh mereka, mereka tahu bahwa orang yang mereka kasihi tidak lenyap sepenuhnya. Mereka hanya pergi melintasi suatu garis, cakrawala, yang memisahkan kita dari yang nan jauh disana. Mereka tahu bahwa mereka akan berjumpa lagi.

Hal yang sama bisa dikatakan tatkala orang yang kita cintai meninggal. Jika kita beruntung, kita berada di sisi pembaringan mereka, memeluk mereka, dan mengucap salam perpisahan terakhir. Kemudian mereka berlayar menuju samudra, yaitu kematian. Mereka makin memudar dari kita.

Pada akhirnya,mereka mencapai cakrawala, garis pembatas yang memisahkan kehidupan ini dengan yang di luar sana. Setelah mereka melewati garis itu, kita tidak bisa melihat mereka lagi, apalagi bicara atau menyentuh mereka, namun kita tahu bahwa mereka belum lenyap sama sekali.

Mereka hanya melewati suatu garis, kematian, yang memisahkan kita dari yang di luar sana. Kita akan bertemu satu sama lain lagi.omy

Mencari Yang Sempurna 

Ada seorang pemuda yang telah sampai usia saat ia merasa harus mencari pasangan hidup. Jadi ia mencari-cari gadis sempurna di seluruh negeri untuk dinikahi. Setelah berhari-hari, berminggu-minggu mencari, ia bertemu dengan gadis yang sangat cantik-jenis gadis yang bisa menghiasi sampul majalah perempuan bahkan tanpa make-up atau kosmetik!

Namun, meski dia kelihatan sempurna, pemuda itu tak bisa menikahinya. Sebab gadis itu tidak bisa masak! Jadi pemuda itu pun pergi. Gadis ini tak cukup sempurna baginya.

Lalu ia mencari lagi, selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan akhirnya ia menemukan gadis yang bahkan lebih cantik lagi, dan kali ini masakan gadis itu luar biasa lezat-lebih baik dari yang bisa Anda dapatkah di restoran terbaik di negeri ini, bahkan lebih baik dari yang bisa Anda dapatkan dari restoran keluarga. Gadis ini bahkan menjalankan usaha restorannya sendiri! Wow hebat sekali bukan.

Namun pemuda ini tak bisa menikahinya pula. Sebab kekurangan gadis itu adalah dia bodoh. Dia tak bisa menjalin percakapan sama sekali, sama sekali tidak cerdas. Dia belum menamatkan pendidikan, segala yang ia tahu cuma memasak! Jadi pemuda itu pun pergi. Gadis ini tak cukup sempurna baginya.

Maka ia mencari selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, hingga ia akhirnya menemukan gadis yang satu ini! Ia begitu cantik, masakannya melebihi restoran bintang lima, bahkan ia punya tiga restoran sendiri: ala Korea, ala Jepang dan ala Italia. Dan ia begitu cerdas, ia punya dua gelar doktor, pengetahuannya begitu luas, bisa menjalin percakapan begitu hebat, begitu baik, begitu perhatian. Ia sempurna!

Tapi, pemuda ini tak bisa menikahinya. Sebab gadis ini mencari pria yang sempurna!

Berhentilah mencari dia yang sempurna, tapi terimalah dia yang menerima ketidak-sempurnaanmu.